PROBOLINGGO – Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) terus berinovasi dalam pengembangan sektor pertanian dengan memperluas penanaman padi organik.
Upaya ini dilakukan di demplot pertanian organik DKPPP yang berlokasi di Jl. Sunan Muria, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kota Probolinggo sebagai bagian dari strategi meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, drg. Ninik Ira Wibawati, menegaskan bahwa swasembada pangan bukan sekadar upaya mencukupi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga menjadi simbol kemandirian bangsa.
“Hal itu telah tertuang dalam Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2025 tentang Peningkatan Swasembada Pangan,” ujarnya, Jumat (7/2/2024).
Namun, ia juga mengingatkan pentingnya aspek keberlanjutan dalam mencapai swasembada pangan. “Kita tidak boleh mengabaikan kelestarian lingkungan. Jadi, kita harus lebih peduli terhadap sektor pertanian dan ekosistemnya,” tambahnya.
Kepala DKPPP Kota Probolinggo, Aries Santoso, mengungkapkan bahwa dalam setahun, pihaknya dapat melakukan penanaman padi organik hingga tiga kali dengan rata-rata produksi mencapai 8 ton beras organik.
“Memang akselerasi panen lebih cepat pada padi yang menggunakan pupuk kimia. Namun, padi organik ini spesial karena diupayakan tanpa pestisida atau zat kimia, sehingga lebih ramah lingkungan,” jelasnya.
Program pengembangan padi organik ini telah berjalan selama tiga tahun dan menjadi salah satu langkah strategis Kota Probolinggo dalam mendukung ketahanan pangan nasional, menjaga kesuburan tanah, serta meningkatkan kesejahteraan petani.