BOLINGGO.CO – Nur Hasanah (49), seorang penjual kerupuk dari Probolinggo, berhasil mewujudkan impiannya menunaikan ibadah haji ke tanah suci pada tahun 2024. Ia termasuk dalam kloter 43 yang berangkat dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES).
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya pada Sabtu (25/5/2024), Nur menceritakan bahwa ia sehari-hari berjualan kerupuk di Pasar Wonoasih, Probolinggo.
“Saya berjualan kerupuk renteng di pasar mulai jam 3 dini hari sampai jam setengah 10 pagi. Ya tergantung ramai atau tidaknya. Kalau sepi, jam 9 saya sudah pulang,” kata Nur Hasanah.
Nur Hasanah mengungkapkan bahwa pendapatannya tidak menentu, dan semua proses penggorengan serta pengemasan kerupuk dilakukannya sendiri.
“Alhamdulillah kini saya bisa mempekerjakan orang untuk membantu saya menggoreng dan membungkus kerupuk. Kalau kerupuk mentahnya, saya mengambil dari Sidoarjo,” ungkapnya.
Nur hasanah juga mengatakan jika sang suami sudah tidak kerja lagi, karena sakit. “Alhamdulillah barokah, sambil dibantu suami saya bertani saat itu. Kalau sekarang suami sudah tidak kerja lagi karena sakit stroke,” ujarnya.
Nur Hasanah juga menceritakan bahwa ia mengalami cedera kaki akibat saraf terjepit, sehingga kini ia hanya bisa berjalan pelan dan agak pincang.
“Saya disarankan dokter untuk melakukan operasi tetapi saya menolak karena mau berangkat haji. Kalau sudah pulang nanti, saya konsultasikan lagi,” ungkapnya.
“Yah kondisi saya seperti ini, susah jalan. Suami saya juga sudah tiga tahun ini sakit stroke tetapi Alhamdulillah kami bisa berangkat.” sambungnya.
Nur mengenang, pertama dia mendaftar haji dibtahun 2011. “Saya dan suami, Pak Kholili dari dulu ingin mendaftar haji tetapi uang kami saat itu belum mencukupi,” ucapnya.
Kebetulan, saat itu ada BMT Syariah yang menawarkan dana talangan haji. Ia menjelaskan, saat itu Nur hanya punya uang sebelas juta, kurang 14 juta, sehingga Ia pun pinjam ke BMT. “Dalam waktu satu tahun, saya bisa melunasi hutang saya di BMT,” jelasnya.
“Setiap hari saya menabung kadang 5 ribu, kadang 10 ribu. Tiap hari Jumat libur. Ketika nabung pada hari Sabtu, saya nabung untuk jatah dua hari,” tambahnya.
Nur dan suaminya, Kholili, seharusnya berangkat ke tanah suci bersama ibunda 2024. Namun, takdir berkata lain, ibunda meninggal terlebih dahulu. Di tanah suci, Nur Hasanah akan berdoa untuk ibunya, keluarga di tanah suci dan juga memohon kesembuhan untuk dirinya dan suaminya. (blg.co/infopblk)