BOLINGGO.CO – Ketua Mahkamah Agung (MA), M Syarifuddin, melantik Sugiyanto sebagai Sekretaris MA, di Gedung MA, Jakarta. Pelantikan itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 44/TPA Tahun 2024 tanggal 27 Mei 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Mahkamah Agung.
Sebelum dilantik menjadi Sekretaris, Sugiyanto merupakan Kepala Badan Pengawasan sejak 18 Mei 2022, dan pada saat yang bersamaan ia juga bertugas sebagai Pelaksana Tugas Sekretaris MA sejak 12 Juni 2023.
Ketua MA Syarifuddin menyampaikan terpilihnya Sugiyanto sebagai Sekretaris MA selain telah melewati segala proses dan pertimbangan yang matang, juga menunjukkan Sugiyanto merupakan sosok yang kompeten, serta kapasitas keilmuan dan integritasnya teruji. Pihaknya yakin Sugiyanto juga telah ditempa beragam pengalaman, mulai dari memimpin peradilan tingkat pertama, hingga dipercaya menjadi top leader di Badan Pengawasan.
“Kiprah, pengalaman serta rekam jejak Sugiyanto selama ini, menjadi modal yang sangat berharga baginya dalam mengemban tugas mulia ini,” kata Syarifuddin, dalam keterangan tertulis, Senin (10/6/2024).
Sebagai informasi, Sekretaris di Mahkamah Agung memiliki peran sentral, karena ia merupakan koordinator terhadap pelaksanaan tugas unit oganisasi di lingkungan Sekretariat dan Kepaniteraan MA.
Ia juga merupakan perumus dan pelaksana kebijakan serta standarisasi teknis di bidang pembinaan tenaga teknis maupun administrasi peradilan. Selain itu, Sekretaris juga menjadi pembina dan pelaksana pengawasan, penelitian, diklat dan lain sebagainya.
“Singkatnya, seorang Sekretaris MA berperan sentral, dalam mewujudkan kemajuan Mahkamah Agung dan lembaga peradilan di Indonesia,” ucap Syarifuddin.
Syarifudiin mengingatkan jabatan adalah jembatan pengabdian, bukti bakti pada negeri. Menyandang suatu jabatan menurutnya, bukan sekadar menikmati gelar dan fasilitas, melainkan memahami, bahwa ada tanggung jawab yang harus dijaga sepenuh hati. Diberi kepercayaan untuk memimpin, baik dalam skala kecil maupun besar.
“Wujud dari harapan banyak orang, yang meyakini kemampuan dan integritas seseorang. Karena jabatan bukanlah karpet merah untuk mencapai kepuasan pribadi,” ujarnya. (InfoPblk)