BOLINGGO.CO – Kejadian terulang lagi pada wisatawan Bromo. Kali ini beredar sebuah video memperlihatkan wisatawan di Bromo mengeluh di media sosial karena merasa dirugikan oleh oknum penyedia jasa ojek. Ia mengaku dikenai tarif yang tidak wajar.
“Naik ojek ke sini (Bromo) jangan sampai ketipu ya gaes, soalnya tadi perjanjian mintanya Cepek (100 ribu), tapi akhirnya mintanya 400 ribu.” kata keluhan wisatawan dalam unggahan vidionya.
Melansir dari laman detikJatim. Camat Tosari, Hendi Candra Wijaya, menyatakan bahwa pihaknya sedang mencari tukang ojek yang disebutkan dan belum dapat memastikan lokasi yang ada dalam video tersebut. Ini bukan tugas yang mudah karena jasa ojek wisata Bromo, terutama di Tosari, tidak tergabung dalam paguyuban.
“Beda dengan hardtop, PKL, asongan dan pelaku wisata lainnya yang sudah ada paguyubannya, ojek wisata itu belum ada paguyuban. Jumlahnya tidak tercatat,” ujar camat Tosari, kabupaten Pasuruan, Minggu (26/5/2024).
Camat Tosari juga mengakui bahwa ketiadaan paguyuban membuat jasa ojek berpotensi merugikan wisatawan.
“Karena belum ada paguyuban sehingga terkesan tidak ada aturan atau tidak ada kesepakatan, termasuk tarif, termasuk standar kendaraan yang dipakai itu belum tersentuh,” kata Hendi.
Hendi Candra Wijaya menegaskan lagi bahwa pihaknya belum memastikan asal oknum tukang ojek yang dimaksud, dan lokasi kejadian juga belum ditentukan. (*)