BOLINGGO.CO – Pemkot Probolinggo pantau perkembangan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dalam kunjungannya ke Posko PPDB di Kantor Disdikbud Kota Probolinggo, ia memastikan bahwa anak-anak kurang mampu mendapatkan prioritas untuk diterima di sekolah negeri.
Dalam kesempatan tersebut, Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis merasa prihatin terhadap anak-anak yang ingin melanjutkan sekolah, terutama bagi mereka yang kurang mampu.
“Maka dari itu saya minta mengalihkan kuota tersebut kepada anak yang tidak mampu, harapannya mereka bisa sekolah negeri. Bagi yang mampu jika tidak diterima di sekolah negeri masih bisa sekolah swasta, namun bagi yang tidak mampu kasihan jika tidak diakomodir dan diperhatikan oleh pemerintah,” kata Nurkholis, Selasa (9/7/2024).
Muhammad Rizky dari SDN Kebonsari Kulon 3 sempat menangis karena terlambat mendaftar sekolah. Anak tersebut diantar oleh tetangganya ke posko pengaduan Dikbud.
“Dia anak yatim, ibu bekerja ART dan sehari-hari tinggal bersama nenek, ia juga tidak punya ponsel, sehingga tidak mengetahui perkembangan untuk PPDB,” pungkasnya.
Muhammad Rizky merasa bersyukur karena akhirnya, berkat jalur afirmasi, ia diterima di SMPN 5. “Terima kasih sudah membantu, akhirnya saya bisa sekolah. Cita-cita saya ingin menjadi tentara,” pungkasnya dengan raut wajah gembira.
Kadisdikbud Siti Romlah menjelaskan bahwa jalur afirmasi dibagi menjadi dua kategori, yaitu ABK dan anak tidak mampu secara ekonomi. Kuota untuk anak tidak mampu di tahap 1 adalah 20%, namun karena kuota ABK belum penuh, sesuai petunjuk Pemkot, kuota ABK dialihkan untuk anak tidak mampu.
“214 anak tidak mampu sudah diterima tahap pendaftaran pertama, sedangkan kami sudah melakukan pendataan sebelum PPDB, sejumlah 840 anak dari keluarga tak mampu. Jika dihitung maka tersisa 600 lebih anak belum mampu tercover,” ujar Romlah.
“Tapi setelah melalui proses zonasi dan afirmasi hanya tinggal 239 anak. Mereka tersebar rata-rata jauh dari sekolah,” sambungnya.
Romlah berharap masyarakat memahami bahwa jumlah sekolah negeri terbatas, sehingga tidak semua siswa dapat diterima. Sebagai solusi, siswa dapat mempertimbangkan untuk masuk ke sekolah swasta yang ada di kota Probolinggo. *