JAKARTA – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja, menegaskan bahwa politik uang dan hoaks merupakan ancaman utama bagi demokrasi dalam pemilu.
Ia mengajak masyarakat, terutama anak muda, untuk berperan aktif dalam menjaga integritas pemilu di Indonesia.
Menurut Bagja, politik uang dapat merusak demokrasi dan mengganggu proses pemilu yang jujur dan adil. Ia pun mendorong generasi muda untuk bersama-sama melawan praktik ini.
“Saya yakin teman-teman memiliki mimpi besar agar pemilu di Indonesia bersih dari politik uang. Perubahan tidak hanya datang dari atas, tetapi juga dari berbagai elemen masyarakat,” ujarnya, dikutip Senin (24/2/2025).
Selain itu, hoaks dan fitnah juga menjadi ancaman serius yang dapat memicu perpecahan di masyarakat. “Hal kedua yang menjadi musuh demokrasi adalah hoaks, fitnah, dan sejenisnya,” tambahnya.
Bagja juga menyoroti pentingnya netralitas aparatur sipil negara (ASN), TNI, dan Polri dalam pemilu. “Mereka adalah pihak yang harus bersikap netral,” tegasnya.
Ia berharap anak muda terus berperan dalam menjaga demokrasi, karena demokrasi bukan hanya soal hak, tetapi juga kewajiban serta penegakan hukum yang transparan. “Tidak ada kekuasaan yang tidak diawasi dalam demokrasi,” tutupnya.