BOLINGGO.CO – Kegiatan Rawat Budaya Pendalungan yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI di Alun-alun Kraksaan menjadi momentum penting dalam pelestarian dan promosi budaya lokal di tapal kuda Jawa Timur. Acara ini menampilkan beragam kesenian khas Pendalungan, hasil perpaduan budaya Jawa dan Madura.
“Kegiatan ini mencerminkan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta pemerintah kabupaten dalam melestarikan budaya daerah.” kata Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, Jumat (20/9/2024).
Ugas juga menyoroti potensi budaya Pandhalungan dalam meningkatkan ekonomi dan pariwisata. “Dengan pengelolaan yang baik, budaya ini dapat mempererat kerukunan masyarakat dan memberikan dampak positif bagi sektor ekonomi,” jelasnya.
Dalam menghadapi tantangan era digital, Ugas menekankan perlunya melibatkan generasi muda dalam pelestarian budaya. Ia merencanakan lomba sendratari yang akan mengangkat kisah lokal, seperti Candi Jabung dan Bromo, untuk menarik minat generasi muda.
Kepala BPKW XI, Endah Budi Heryani, menambahkan pentingnya melindungi budaya dari klaim asing. Ia mengungkapkan bahwa budaya non-material, seperti Tari Glipang, telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) sejak 2019. Pada tahun 2024, ada 13 unsur budaya dari Jawa Timur yang berhasil ditetapkan sebagai WBTBI, menandakan komitmen pemerintah dalam pelestarian budaya lokal.
Endah berharap, melalui kegiatan ini, generasi muda dapat lebih mengenal dan memahami budaya mereka, sehingga dapat berpartisipasi dalam pelestariannya. “Pertunjukan seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian anak-anak untuk memahami dan melestarikan budaya daerah mereka,” tutupnya.