BOLINGGO.CO – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan bahwa pemerintah Indonesia terus berupaya melakukan diplomasi guna mengurangi ketegangan atau memperbaiki situasi geopolitik di Timur Tengah.
Hal ini disampaikan dalam keterangan persnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, setelah menghadiri rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
“Pesan Bapak Presiden tadi dua, yaitu tolong terus lakukan upaya diplomatik agar pihak-pihak terkait menahan diri dan dapat dihindari terjadinya eskalasi, karena eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapapun,” kata Retno.
Menlu menyatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, Indonesia telah melakukan komunikasi yang intensif dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Iran, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Uni Eropa, Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat (AS). Tujuannya adalah untuk mendorong semua pihak agar menahan diri dan mencegah terjadinya eskalasi.
“Sekali lagi, kita pantau dari dekat, kita waspada, dan kita terus melakukan upaya diplomatik agar masing-masing pihak menjaga, menahan diri, self restraint, dan kita mencoba untuk berbicara dengan sebanyak mungkin pihak untuk menggunakan pengaruhnya agar eskalasi tidak terjadi,” ujarnya.
Retno menyampaikan bahwa pemerintah terus mengawasi dan berusaha memastikan perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di daerah yang mungkin terpengaruh oleh situasi di Timur Tengah.
“Kita terus melakukan komunikasi, koordinasi dengan beberapa Kedutaan Besar Republik Indonesia, utamanya di Amman, di Teheran, kemudian di Mesir, dan di tempat-tempat lain,” ucapnya.
Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah sedang memperhatikan dan mengantisipasi dampak ketegangan di Timur Tengah terhadap ekonomi Indonesia.
Menurut Airlangga, secara mendasar, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di sekitar 5 persen, inflasi berada dalam kisaran 2,5 plus minus 1 persen, neraca perdagangan mencatat surplus, dan cadangan devisa mencapai sekitar 136 miliar Dolar AS. Meskipun demikian, pemerintah tetap waspada terhadap dampak dari meningkatnya ketidakpastian ekonomi global terhadap ekonomi domestik.
“Tentu kita perlu melakukan beberapa kebijakan, antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak,” kata Airlangga.
Mentri Airlangga menambahkan, pemerintah juga terus melakukan perubahan struktural sekaligus meningkatkan iklim investasi di tanah air. (*)